Monday, March 30, 2015

Ritual Mayat Berjalan (Aluk Todolo)

Toraja Barat, Mamasa

http://www.gongsol.com/wp-content/uploads/2014/01/1345869044hetlainnn-torrr.jpg
Ritual ini berasal dari Toraja Barat. Ritual penguburan ini penuh dengan misteri, karena mayatnya dapat berjalan sendiri.


Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan daerah Sulawesi Selatan, Indonesia. Perkiraan populasinya sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.
Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
http://pbs.twimg.com/media/BYcIWhpCIAAnDKc.jpg:medium 
“Cerita mayat berjalan sudah ada sejak dahulu kala. Ratusan tahun yang lalu konon terjadi perang saudara di Tana toraja yakni orang Toraja Barat berperang melawan orang Toraja Timur. Dalam peperangan tersebut orang Toraja Barat kalah telak karena sebagian besar dari mereka tewas, tetapi pada saat akan pulang ke kampung mereka seluruh mayat orang Toraja Barat berjalan, sedangkan orang Toraja Timur walaupun hanya sedikit yang tewas tetapi mereka menggotong mayat saudara mereka yang mati, karena kejadian tersebut maka peperangan tersebut dianggap seri. Pada keturunan selanjutnya orang-orang Toraja sering menguburkan mayatnya dengan cara mayat tersebut berjalan sendiri ke liang kuburnya.”

Hanya orang-orang tertentu saja dan bukanlah orang sembarangan yang bisa membuat mayat berjalan. Biasanya mayat dituntun ke kuburannya, namun sebelum prosesi ini dilaksanakan, ada beberapa dari anggota keluarga yang wajib memberitahukan kepada masyarakat setempat bahwa akan ada mayat yang akan lewat dan orang- orang dilarang menyapa mayat yang akan lewat tersebut, karena saat mayat disapa maka mayat tersebut akan jatuh dengan sendirinya. Mayat tidak akan berjalan sendiri, namun akan ditemani oleh rombongan dan para wanita akan ikut dari belakang dengan membawa kain merah pada kepala mereka. Namun saat ini, sudah semakin jarang orang-orang yang melakukan ritual (mayat berjalan) ini.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Toraja
Ywardhana S. Bulo
 

No comments:

Post a Comment